Tumbuh Bersama KLATHAK UNIVERSITY

Salah satu faktor penting yang membuat hidup kita bisa bertumbuh adalah komunitas. Komunitas ini menjadi sangat penting jika kita ingin terus bersosialisasi diri atau menjalin

Among K Ebo

Salah satu faktor penting yang membuat hidup kita bisa bertumbuh adalah komunitas. Komunitas ini menjadi sangat penting jika kita ingin terus bersosialisasi diri atau menjalin networking. Oleh karena itulah, maka di Yogyakarta saya membangun sebuah komunitas yang personal-persoanalnya tertarik ke dunia bisnis dan marketing. Komunitas ini saya namakan komunitas Klathak University.

Kenapa saya namakan university? Ini hanya untuk menyimbolkan bahwa di komunitas inlahlh tempat bertemunya (universum) aneka pemikiran dan juga beragam latar belakang orang. Yang datang boleh siapa saja, yang ikut terlibat dalam alur diskusi juga boleh siapa. Komunitas ini berkumpul pada malam hari di sebuah warung sate klathak di jalan imogiri km 9 bantul. seminggu bisa dua atau tiga kali ngumpul, tidak pasti, sesuai dengan sikon dan kebutuhan saja.

Di Klatak University ini kita biasanya menghabiskan malam sambil makan sajian Sate Klathak (sate khas dari jogja yang tusuknya dari jeruji sepeda) disertai sharing atau diskusi tentang hal-hal yang sedang aktual, khsusnya yang berkembang di dunia entrepreneur. Jadi, sambil ngobrol kita semua saling up date ilmu.

klatak_universityTerkadang kalau ada pembicara dari Jakarta datang, malamnya kita “culik” dari hotel tempatnya menginap kemudian kita bawa ke Klathak University. Kita ajak berbagi ilmu dengan anggota komunitas kita. Sudah banyak pembicara bisnis nasional yang bisa kita geret untuk kongkow di Klatak University. Sebut saja Purdie Candra, Mas Mono,Rully Kustandar, Jaya Setiabudi, Miming Phang, Rhoy Shakti, Yayang Dendi Purwana, Aryo Diponegoro, Kuwat Subarja, Mbah Mo, Herman Bakara, Fauzan Hananto, Heri Smile, dan banyak lagi.

Bahkan, inspirator SuksesMulia dan penulis buku ON, Jamil Azzaini, tercatat sudah tiga kali hadir di Klathak University. Dua kali karena sehabis mengisi acara seminar di Yogya, dan sekali ketika mewisuda para santri pesantren entrepreneur Abdurahman bin Auf Klaten, yang dibina oleh timnya selama satu tahun dengan ilmu agama dan ilmu bisnis.

Bukan itu saja, bahkan beliau menulis secara khusus kesannya terhadap fenomena Klathak University ini. Berikut tulisannya, saya kutipkan secara lengkap dari web beliau: jamilazzaini.com. Selamat membaca!

Yogyakarta, 12 Mei 2013
#Klathak University
by Jamil Azzaini

Salah satu kuliner khas Jogja adalah sate klathak. Karenanya, ketika pekan lalu saya ke Jogja untuk bertemu dengan para alumni Akademi Trainer dan Komunitas SuksesMulia, kami memilih tempat bertemu di warung sate klathak langganan kami. Sembari makan malam kami berdiskusi dan berbagi ilmu. Di ruang training, mereka adalah murid saya, namun di tempat itu mereka adalah guru saya.

Malam itu, saya mendapatkan banyak ilmu dari Among Kurnia Ebo (alumni Trainer Bootcamp & Contest 6), saya sering memanggilnya mas Ebo. Sebagian ilmu yang saya dapatkan akan saya bagi pada tulisan edisi ini. Apabila Anda ingin mendalaminya silakan follow akun twitternya @AmongKurniaEbo.

Pelajaran pertama yang saya dapat, cari modal itu gampang. Seorang ibu guru datang kepada mas Ebo, “Saya ingin usaha tapi gak punya modal.” Lelaki yang sering menggunakan topi ini menjawab, “Tuhan sudah memberi ibu modal, otak dan KTP. Caranya pergi ke toko laptop di kota ibu, beli laptop yang paling mahal dengan menunjukkan KTP ibu.”

Sampaikan ke yang punya toko, “Saya ingin beli laptop dengan cara kredit, setiap bulan saya angsur Rp 1.5 juta.” Singkat cerita, sang ibu membeli laptop dengan modal KTP seharga Rp 20 juta. Setelah transaksi, ibu guru itu menjual laptopnya dengan harga Rp 18 juta. Dari uang itulah ibu itu membuka kantin.

Setiap bulan rata-rata keuntungan bersih kantin ibu guru Wonosobo Rp 4.5 juta. Dari keuntungan itu, ia bisa mengangsur Rp 1.5 juta dan masih ada sisa Rp 3 juta setiap bulan. Ternyata seorang ibu guru bisa berbisnis hanya bermodal otak dan KTP. Mudah bukan?

Pelajaran kedua, jadilah sapi warna merah. Apa maksudnya? Apabila ada 100 sapi di satu tempat, bagaimana cara mengenalinya? Susah bila semua warna sapinya sama yaitu putih. Maka jadilah sapi warna merah agar mudah dikenali.

Aplikasinya dalam bisnis, carilah hal yang berbeda dalam bisnis Anda. Bisa dimulai dari yang sederhana. Misalnya, harga ebo_di_sate_klatakproduknya buatlah yang unik, nasi rames harganya 15 milyar, kopi susu 5 milyar dan seterusnya. Kok mahal amat? Bukan milyar dalam arti yang sesungguhnya, itu hanya pengganti kata ribu, tetapi kata milyar sudah memberikan sensasi yang berbeda. Orang akan selalu membicarakannya dimana-mana.

Masih banyak ilmu yang saya dapat dari mas Ebo dan teman-teman yang lain malam itu. Diantaranya mereka bisa pergi ke berbagai negara hanya menghabiskan dana puluhan ribu atau ratusan ribu rupiah. Bahkan, terkadang mereka pulang membawa keuntungan. Mereka terus berlomba bagaimana keliling dunia dengan biaya paling murah.

Malam itu, selain makan sate klathak saya mendapatkan banyak ilmu. Sungguh tak salah bila kami menyebut tempat kami makan malam di Jogja itu sebagai Klathak University. Sebab, banyak ilmu dan pelajaran yang bisa kami petik dari tempat sederhana itu. Mau gabung?

Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Facebook Comments

Among K Ebo

AMONG KURNIA EBO Provokator Bisnis Otak Kanan. Mentor Kaporit di Entrepreneur University. Founder Rich Entrepreneur Academy. Rektor Klathak University Yogyakarta. Pembicara Entrepreneur untuk TKI di berbagai negara (Hongkong, Macau, Jepang, Korea, Kuwait, Dubai, Jeddah, Malaysia, dan Australia). Mentor Bisnis untuk Program MPP di BRI, BNI, Astra, Jasa Raharja, & Semen Gresik). Mantan Wartawan Jawa Pos Group.

Tags

Related Post

1 thought on “Tumbuh Bersama KLATHAK UNIVERSITY”

Comments are closed.