Untuk kelima kalinya aku sampai di Masjid Nabawi. Untuk kelima kalinya aku ikut berjejal menuju taman Raudloh di tengah malam buta.
Ruangan ini hanya seluas 300 meter persegi. Berada di antara makam Nabi dan Mimbar Muadzin. Sesempit itu. Dengan hamparan karpet hijau. Dengan prnjagaan puluhan askar. Mungkin lebih dari sepuluh ribu orang setiap harinya ingin masuk ke tempat ini. Salat sunnah sebentar lalu bermunajat memanjatkan doa-doanya…. Tempat ini mulia. Orang datang ke tempat ini dengan tujuan mulia. Sayang sekali, tujuan mulia ini kadang dikotori dengan akhlak yang kurang mulia.
Bahkan seringkali cenderung menzalimi orang lain. Serampangan. Mendesak-desak orang lain. Menginjak anggota badan orang lain. Berlama-lama di dalam raudloh sehingga memperlambat giliran orang-orang di belakangnya. Demi kepentingan dan tujuan diri sendiri seringkali sadar atau tak sadar menzalimi orang lain. Entahlah, apakah egoisme itu tidak akan mengurangi kemuliaan ibadah mereka ataukah justru merusak ibadahnya dan mengcancel doa-doanya. Saya seringkali mengingatkan anggota umroh backpacker agar tidak serakah dalam beribadah. Tak perlulah berkali-kali bahkan setiap malam ke Raudloh.
Memberikan kesempatan orang lain justru akhlak yang jauh lebih mulia. Karena setiap hari ada jamaah yang baru datang dari berbagai belahan dunia dan ingin merasakan kelezatan bermunajat di Raudloh. Jadi, kalau ada jamaah yang sering tanya, kenapa doa-doa saya rasanya masih jauh dari terkabul, saya jawab: barangkali saat berdoa di Raudloh itu ada pernah menzalimi orang lain. Dengan sendirinya doa itu akan tercancel. Ketamakan Anda untuk menguasai Raudloh menjadi ancaman dan penggugur doa-doa Anda sendiri. Di tanah suci setiap orang akan memperlihatkan watak asli. Egois atau peduli.
Di situlah salah satu faktor yang ikut menentukan kenikmatan beribadah serta terkabul tidaknya sebuah doa. Maka, berdoa secukupnya. Sesingkat-singkatnya. Jauh lebih utama. Berdoalah untuk orang lain. Barulah ditutup dengan doa pribadi: Ya Allah, berikanlah hambaMu ini selalu kuat dalam beribadah kepada-Mu. Cukuplah doa itu. Biar Allah yang menguatkan finansial kita, kesehatan kita, semangat kita, sehingga selalu bisa ke tanah suci lagi le tanah suci lagi setiap tahunnya. Bersama orang-orang tercinta!